January 5, 2015

Untuk Kresenbud Yahud

Thank God 2014 is finally over.

Secara keseluruhan, tahun 2014 bisa dibilang bukan merupakan tahun yang menyenangkan buat saya. Karena berbagai hal, ada banyak tekanan, kegelisahan, dan ketidaknyamanan yang saya rasakan selama setahun kemarin. Those feelings are surprisingly so powerful that they still linger on me eventhough the 2014 itself has come to an end. Saya cuma bisa berharap saya nggak harus menjalani tahun 2015 ini seperti saya menjalani tahun 2014 kemarin.

Anyway, terlepas dari 2014 beserta segala ketaiannya, tentunya masih banyak hal-hal baik yang terjadi. Yang bikin saya tetep kuat dan sabar menjalani hari. 2014 actually made me learn a lot. Belajar betapa pentingnya berpegang teguh sama prinsip, belajar betapa berharganya punya rumah, keluarga, dan teman-teman untuk pulang dan bersandar, belajar bahwa hidup betul-betul penuh pilihan, dan belajar pentingnya jadi diri sendiri.

Saya bingung harus mulai dari mana, but here I go.


Di tahun 2014 kemarin, dengan modal iseng-iseng berhadiah (I'm such a lucky bastard, I know), saya berhasil lolos seleksi dan akhirnya tergabung dalam sebuah organisasi di kampus, tepatnya dalam sebuah departemen beranggotakan enam orang--termasuk saya sendiri--yang bergelut di bidang kreasi, seni, dan budaya. Lewat keanggotaan yang saya dapatkan tersebut, saya pun bisa mengenal lima orang ajaib ini: Ka Gagar, Ka Kia, Abby, Inez, dan Ninet. Lima orang ajaib yang jadi partner saya selama setahun. Lima orang ajaib tempat saya berbagi suka dan duka. Lima orang ajaib yang membuat tahun 2014 saya jadi relatif lebih mudah dipikul.

Singkat kata, nggak terasa satu tahun masa bakti saya dalam organisasi berisikan para pejabat kampus ini selesai. Kalimat-kalimat unyu pun bermunculan di berbagai media sosial, di-post oleh mereka yang datang dari berbagai hierarki jabatan, dilengkapi pula dengan sebagian dokumentasi dari segala kegiatan yang dilaksanakan selama setahun kemarin. Saya buka WhatsApp di suatu hari dan menemukan kelima orang ajaib yang udah saya sebut namanya itu ternyata nggak mau ketinggalan unyu (di Instagram juga ada, sih). Tadinya saya mau ikutan chat unyu di WhatsApp juga, tapi pas ngetik kok kampretnya malah jadi panjang banget, jadi kayaknya nulis di blog udah paling bener buat saya.

Jadi, ini dia unyu versi saya buat kalian.


Hai bebeb-bebeb Kresenbud Yahud. Makasi banyak banget untuk 2014-nya. To be honest, it wasn't actually a pleasant year for me, but I sincerely thank you guys for making it more bearable. 

Makasi banyak buat semua dukungan dan kebersamaannya. Buat Ka Gagar yang udah memimpin dengan baik dan udah sabar menghadapi segala keabnormalan cewek-cewek satu departemennya. Buat Ka Kia yang selalu bersedia dibuli, yang udah mau dengerin dan ngeladenin diri ini pas nangis malem-malem di FISIP, yang selalu menyatukan dengan pendekatan person-oriented-nya. Buat Abby yang badass, nggak kenal pencitraan, dan selalu bisa mengutarakan isi pikirannya tanpa basa-basi busuk. Buat Inez yang ambisius, pekerja keras, dan nggak akan pernah butuh benda bernama toa atau mic tiap kali ngomong. Dan buat Ninet yang akan selalu menjadi Ninet; bocah, namun selalu bisa menenangkan dan menyemangati dengan kesuportifan dan keuletannya. Dannnn nggak lupa juga buat Ka Romi, makasih banyak udah jadi kakek yang merangkul anak-cucunya dengan baik.

Maaf kalo selama setahun kemarin aku belum bisa memberikan yang terbaik dan kerja secara maksimal. The fault is not yours, it's mine. Aku mungkin nyesel masuk organisasi penuh pejabat kampus ini, tapi aku sama sekali nggak nyesel masuk Kresenbud, and I mean it. Dan sekali pun emang nyesel masuk organisasi ini, aku tetep dapet pelajaran berharga dari sana. Plus bisa dapet kehormatan untuk ketemu dan kerja bareng banyak banget orang baik, hebat, dan inspiratif. Jadi kayaknya nggak ada yang harus disesali juga.

Good luck and have a wonderful year ahead, ya. Sukses buat segala kegiatannya. Semoga kita berenam tetap solid walaupun masa bakti penuh formalitas ini telah berakhir.

本当に大好き!

No comments

© La Valse des Mots
Maira Gall